Pengalaman Menghadapi Siswa yang Meledak Emosinya
Sebagai mantan Guru Taman Kanak-Kanak selama 5 tahun, ada banyak pengalaman yang saya hadapi berkaitan dengan anak didik. Berbagai hal yang menyenangkan, lucu atau bahkan bikin gregetan.
Mengajar anak-anak di usia Pra Sekolah itu bukan perkara mudah karena mereka masih berada pada tahapan egosentris, di mana yang menurut mereka benar ya sudah. Orang lain nggak bisa interupsi. Berbeda dengan anak-anak usia sekolah dasar yang sudah bisa diberikan masukan atas sikapnya yang salah.
Salah satu karakteristik anak usia pra sekolah adalah pengendalian emosi, sehingga yang namanya perilaku tantrum di sekolah itu udah jadi makanan sehari-hari. Kalau cuman 1 murid nggak masalah, kadang bisa barengan beberapa murid sekaligus. Luar biasa banget deh rasanya. Nano-nano.
Saking seringnya menghadapi siswa yang tantrum, ada beberapa tips yang biasa saya lakukan ketika menghadapi siswa yang tantrum.
Tips Menghadapi Anak Didik yang Tantrum
Tidak Menakuti Anak
Saat anak mengalami ledakan emosi,sebagai guru kita tidak perlu mengeluarkan kalimat yang bertujuan menakuti anak karena itu tidak membantu. Cukup tanyakan anak apa yang dia rasakan, kenapa sedih, atau marah.
Jika memang anak tidak bisa diajak komunikasi, cukup kita diam dan lihat bagaimana anak menyelesaikan emosinya. Jangan sampai apa yang kita lakukan malah memperburuk keadaan anak.
Jika Melakukan Hal yang Membahayakan, Pisahkan Anak di Ruangan Khusus
Suatu hari ada seorang anak perempuan kelas Playgroup yang tengah beradaptasi dengan sekolah baru. Hari itu, Nenek anak tersebut menitipkan cucunya kepada kami, rupanya karena tidak melihat kehadiran nenek. Gadis kecil ini menangis, menjambak rambutnya dan menendang sekitarnya.
Hal ini membuat saya dan seorang guru membawa dia ke ruangan lain yang lebih luas. Membiarkan dia melampiaskan emosinya dan memindahkan sekiranya ada barang-barang yang membahayakan
Sekitar 30 menit tangisnya mereda, dan dia kami kasih air minum dan sedikit sentuhan untuk menenangkan. Alhamdulillah, setelah peristiwa tantrum dia mulai beradaptasi dengan lebih baik dan tidak cemas ketika nenek tidak berada disampingnya saat berada di dalam kelas.
Berikan Sentuhan Bagi Anak yang Bisa Disentuh
Untuk beberapa anak-anak yang suka disentuh. Pelukan dan sentuhan akan menjadi cara terbaik untuk menangani tantrum. Sentuhan dan pelukan seakan memberi tahu mereka bahwa dia akan baik-baik saja.
Ada beberapa murid saya yang menyukai teknik ini, biasanya gejala tantrumnya akan mudah mereda dan bisa diajak komunikasi untuk mengetahui perasaannya saat ini.
Namun, bukan serta merta kita langsung memeluk anak tersebut, melainkan melalui sentuhan tangan, tepukan di pundak belakang, jika anak semakin mendekat kita bisa mencoba memberinya pelukan.
Baca juga:
- Kegiatan Selama Isolasi Mandiri Di rumah
- Teruntuk Tikha
- 7 Aktivitas Untuk Meningkatkan Bonding Ortu dan Anak
Temani Anak Sampai Emosinya Menurun
Dari apa yang saya perhatikan selama mengajar, ada sebagian anak yang mungkin di rumahnya tidak terbiasa disentuh atau dipeluk, ketika tantrum biasanya mereka juga akan menolak untuk disentuh.
Ada sebuah cerita di mana ada seorang murid yang menangis karena Ibunya pulang. Saat istirahat si anak ini kebingungan kenapa ibunya tidak ada, dia menangis kencang. Saya kira dia tipe yang bisa disentuh dong, saya coba sentuh. Bukannya tenang, saya malah kena pukul dan tendang.
Ya sudah, saya memilih untuk duduk disampingnya dengan tenang. Membiarkan dia melampiaskan emosinya. Saat sudah tenang dia tiba-tiba mendekat dan inilah saat saya menjelaskan yang terjadi bahwa sang ibu hanya pulang sebentar dan akan balik lagi. Si anak paham dan memilih untuk duduk disamping saya dengan tenang sembari menunggu ibunya kembali.
Tarik Napas Dalam-dalam
Saat melihat anak rewel, biasanya orang dewasa juga ada yang ikutan tersulut, akhirnya malah memperburuk keadaan. Bukannya membuat anak tenang malah semakin menangis tidak karuan.
Saat mendapati siswa meledak emosinya, yang saya lakukan kali pertama adalah menarik napas dalam-dalam lalu hembuskan supaya perasaan jadi lebih tenang dan kita juga menjadi lebih mudah menangani masalah peserta didik.
Yap, itulah sekelumit pengalaman saya menghadapi siswa yang tantrum. Semoga membantu.