Ketika Saya positif Covid19
Pertengahan Juli lalu, saya dan keluarga pernah terkonfirmasi positif Covid 19. Kondisi ini cukup bikin kelabakan juga karena nggak nyangka bakal kebagian virus ini juga. Alhamdulillah, kondisi kami saat itu masih memungkinkan untuk melakukan Isoman alias isolasi mandiri di rumah dan tetap di bawah pengawasan dokter.
Itu merupakan hal yang patut disyukuri. Meski pada akhirnya hanya terkurung di dalam kamar selama 14 hari. Tidak apa-apa, setidaknya saya saat itu berjuang untuk sembuh ditemani oleh keluarga besar ketimbang di ruang isolasi sendirian. Jadi ingat pengalaman di ICU 30 hari, rasanya nggak nyaman karena harus terpisah dari keluarga.
Kok ya pas banget ortu dan beberapa anggota keluarga juga ikutan tertular. Bisa saling memberikan dukungan, terutama buat ortu yang sudah masuk usia senja.
Di dalam ruangan yang sama selama 24 jam dalam 14 hari itu sungguh bikin jenuh. Belum lagi efek dari Covid 19 yang benar-benar menguras energi dan pikiran. Ibaratnya yang sakit juga harus mengurus yang sakit lainnya. Jika tidak diatasi sungguh bikin emosi jiwa.
Setidaknya meski di dalam kamar saja, harus ada kegiatan pengalihan supaya tidak terus-terusan memikirkan gejala-gejala yang diakibatkan Virus Covid19. Jiwa yang bahagia tentu saja akan meningkatkan imunitas sehingga bisa cepat pulih disamping tetap mengkonsumsi obat yang sudah diresepkan.
Baca juga:
Kegiatan yang Bisa Dilakukan Saat Isoman Di Rumah
Beberapa aktivitas yang saya lakukan untuk membunuh rasa bosan dan sepi selama diisolasi di kamar.
Membaca Buku
Sebelum kena Covid19 saya memang rutin membaca buku sebelum tidur. Selain ingin menambah kosakata baru, biasanya buat pancingan jika keesokan harinya ingin menulis artikel.
Dengan membaca buku, keinginan saya untuk mencari berita-berita tentang covid menjadi teralihkan. Ya tahu sendirilah, ketika lagi sakit ada-ada aja yang dicari termasuk tentang Covid 19 yang memang lagi booming saat itu.
Berdoa
“Lagi sakit aja baru berdoa?”
Pernah dong dengar kalimat ini. Haha, siapa coba yang nggak kesindir. Eh, tapi iya loh. Ketika sedang sehat kita itu seringkali lupa berdoa yang khidmat sama Allah. Habis shalat cuman berdoa sekadarnya saja. Giliran sakit aja, semua doa dibaca. Ya Allah kadang merasa berdosa banget gitu.
Kata Ibu, “meski kamu sedang sakit jangan lupa buat ingat sama Allah.”
Ngobrol Sama Teman
Satu hal yang saya syukuri adalah dikelilingi sama teman-teman baik. Hampir tiap hari dapat pesan semangat dari sahabat supaya tetap happy selama menjalani isoman. Bahkan, mereka sering membuat lelucon yang bikin ketawa.
Saya juga sering mengobrol sesama teman yang juga sedang menjalani isoman. Membahas anosmia yang tengah kami alami. Lucu ya lagi sakit malah bahas tentang sakit.
Ya begitulah. Beberapa teman bahkan menawarkan jika ingin mengobrol saat bosan, mereka siap untuk menemani. Ah terharu.
Ikutan Webinar
Saat sehat, saya bisa dibilang malah jarang banget ikutan webinar. Eh, ketika lagi isoman dan merasa bosan di kamar saja, saya memutuskan untuk ikutan webinar. Temanya tentang kepenulisan yang dibawakan sama salah editor buku. Bahasannya menarik tentang menulis kreatif. Skill yang amat dibutuhkan saat ini, apalagi seorang konten kreator seperti saya.
Meski sambil tiduran saya bisa menyimak pembahasan dengan khusuk. Jadi, sakit itu bukan halangan untuk mencari ilmu.
Main Game
Dari dulu saya suka main game. Bisa jadi alternatif kalau sedang menunggu atau merasa bosan karena nggak tahu harus ngapain. Itulah kenapa saya selalu mengunduh game di ponsel. Eh iya gitu sih karena kapasitas memory di ponsel suka terbatas, saya biasanya hanya mengunduh 1-2 game dan itu kadang bikin bosan.
Dan, saya bahagia dong pas nemu situs game online yang menyediakan ratusan game. Uniknya lagi di plays.org, kamu bisa menemukan game-game jadul yang ada saat jaman kita masih kanak-kanak, seperti tetris, solitaire.
Semua game tersebut bisa dimainkan melalui browser di PC, Laptop atau bahkan ponsel. Jadi, kita nggak perlu repot mengunduh dan menghemat kapasitas penyimpanan gadget kita.
Berjemur
Siapa yang sejak pandemi jadi rajin berjemur?
Saya dong.
Dulu, dong sebelum ada pandemi boro-boro berjemur. Panas dikit saja sudah mengeluh, eh pas Corona muncul mendadak sinar matahari menjadi penting. Jadi, pada rajin berjemur dong meski efeknya kulit jadi agak menggelap. Nggak papa demi kesehatan, paling penting sebelum berjemur wajahnya pakai sunscreen dulu.
Jadi, itulah aktivitas yang saya lakukan selama isolasi mandiri di rumah. Amat sangat membantu karena bisa jadi pengalihan yang efektif di samping istirahat yang cukup tentunya. Sebab dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Buat kamu yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah tetap semangat ya.