Hal-hal yang Membuat Bahagia di Februari
Akhir Januari lalu, beberapa area di rumah mengalami kerusakan. Mau tidak mau dengan terpaksa kami harus melakukan renovasi rumah. Bukan sebuah keputusan yang mudah karena ketika setuju melakukan perbaikan itu artinya mengijinkan orang lain masuk ke dalam area rumah. Apalagi di masa pandemi, rasanya riskan.
Jika terus ditunda, kok kayaknya makin nggak nyaman apalagi salah satu area yang terdampak adalah kamar saya dan kakak. Kamar tersebut menjadi lebih lembab, dindingnya mengelupas dan kadang mengeluarkan aroma khas jamur. Apalagi kakak perempuan sudah mulai batuk-batuk terus karena area kamarnya paling parah.
Sesungguh melakukan perbaikan rumah itu sungguh melelahkan. Rumah yang berantakan dan tabungan yang terkuras. Huft.
Selama renovasi kamar, saya mengungsi tidur di kamar Ibu sedangkan Kakak perempuan memilih mengungsi ke rumahnya. Alhasil semua kegiatan saya hanya berkutat di kamar dan kamar selama 24 jam. Tidak hanya saya sih, ortu juga bahkan ruang makan juga berpindah ke kamar. Segala panci, magic com bawa juga ke kamar. Mau keluar nggak bisa, rumah berantakan dan debu di mana. Memakai masker di dalam rumah pun dilakukan.
Baca juga:
Ternyata oh ternyata, masalah rumah mulai merembet kemana-mana. Tidak hanya kamar yang diperbaiki, tapi segala plafon dan asbes kudu dibuka. Penyebabnya adalah rayap. Hampir memenuhi seluruh rumah. Yang awalnya perkiraan renovasi hanya 2 minggu, lalu diperpanjang sudah kayak PSBB. Kata ortu sekalian saja rumahnya diperbaiki. Oh baiklah, mari kita tarik napas panjang.
Ada hari-hari di mana saya merasa jenuh karena hanya terbatas dalam kamar, belum lagi perbedaan pendapat sama ortu yang akhirnya bikin suasana memanas. Lantas, kami mulai tertawa ketika membandingkan diri sama orang yang lebih tidak beruntung dari kami, mengungsi karena rumahnya banjir. Pada akhirnya, kami harus belajar dengan kondisi begini.
Nggak hanya cerita sedih karena renovasi rumah, Februari ini sebenarnya ada banyak kebahagiaan kecil yang bisa dirasakan. Sesuatu yang sederhana, tapi bisa menaikkan mood di kala jenuh berada di kamar saja atau melihat kondisi rumah yang masih berantakan.
Main-Main ke Mitra 10 Untuk Beli Bahan Bangunan
Selama pandemi, saya belum berani main ke Mall, hanya sebatas minimarket saja sudah bikin bahagia. Paling nggak bisa keluar rumah, ketemu orang lain dan cuci mata.
Nah, berhubung ada banyak material yang harus dibeli. Yah, pada akhirnya kami harus ke supermarket bahan bangunan, kebetulan yang terdekat ya Mitra 10. Kali pertama ke sana, saya kayak orang linglung. Nggak pernah lihat banyak orang dan banyak lampu-lampu, eh saya malah pusing. Badan kok rasanya sakit semua, psikosomatis begitulah. Sampai saya bilang sama ortu untuk segera cabut kalau urusan sudah kelar. Sampai rumah demam dong.
Giliran kedua kalinya ke sana. Sudah mulai terbiasa, saya sih senang walaupun hanya melihat keramik, semen, dll. Setidaknya bisa keluar rumah dan ketemu banyak orang. Jadi, kalau diajak ortu ke sini lagi saya nggak nolak.
Kamar Selesai Di Renovasi
Penampakan kamar setelah renovasi |
Hal yang paling membahagiakan buat saya di bulan Februari, akhirnya renovasi kamar selesai juga. Yay, akhirnya saya sudah mulai bisa menata barang-barang di dalam kamar. Meski belum sepenuhnya rapi, setidaknya bisa menjadi tempat saya di siang hari entah untuk menulis blog, membaca buku, memotret dan menonton drakor. Biar nggak bosan hanya di kamar ibu saja.
Saya jadi lebih bersemangat menjalani hari.
Dapat Beberapa Pekerjaan dari Blog
Di tengah kejenuhan renovasi rumah, alhamdulillah masih dikasih rezeki sama Allah. Dapat beberapa email penawaran buat blog setelah bulan sebelumnya sepi kayak di sawah, hanya terdengar suara Jangkrik. Krik….krik
Meski saat mengerjakan kudu usaha karena menulis di antara tumpukan barang di kamar ortu. Ya itu sebuah kebahagiaan yang rasanya tidak tergantikan. Nggak hanya pekerjaan dari blog, saya juga sudah bisa membuat konten foto/video di dalam kamar lagi. Yay. so happy.
Biar kata Februari hari saya tidak penuh cinta, tapi ada banyak perasaan bahagia yang menyelimuti. Tentu saja semuanya dalam keadaan sehat, itu rasanya lebih penting dari apapun.
Bagaimana Februarimu?