Saat menjadi anak-anak, saya sering berandai-andai menjadi dewasa, tidak perlu sibuk dan belajar seharian. Bagi saya menjadi dewasa saat itu berarti bebas melakukan apapun.
Namun, saat dewasa ternyata semua itu tak seindah khayalan. Yup, menjadi dewasa itu complicated. Dari segi pemikiran, gaya hidup, pengambilan keputusan dan semua-semuanya. Belum lagi pertanyaan-pertanyaan dari orang sekitar yang nggak ada habisnya.
Ditambah kecemasan-kecemasan dari dalam diri yang kadang menghantui setiap perjalanan. Kalau lagi suntuk, saya merindukan masa kanak-kanak yang penuh gelak tawa.
Kalian merasa gitu juga nggak sih?
5 Hal yang Dirindukan Dari Masa Kanak-Kanak
Pertemanan yang Tulus
Sadar nggak sih, saat masih kanak-kanak yang namanya circle pertemanan hanya berdasarkan ketertarikan terhadap sesuatu. Beda dengan orang dewasa yang kalau mau temenan syaratnya banyak, berasa pendaftaran member club.
Selain itu, kalau ada konflik mudah sekali berbaikan. Pagi berantem, siang dikit sudah gandengan lagi perkara dikasih permen satu biji. Damai sekali rasanya hidup.
Permainan-Permainan yang Bikin Happy
Menjadi dewasa bukannya nggak bisa lagi bermain, tapi ya tuntutan pekerjaan seringkali menyita banyak waktu sehingga kadang tidak punya ruang kosong untuk bermain.
Paling ya menghibur diri main game candy crush di hp. Beda sama saat kanak-kanak dahulu. Main kejar-kejaran, lompat tali atau bermain di saat bulan purnama. Bikin capek tapi yang namanya gelak tawa itu ramai.
Sebagai seorang dewasa, berapa banyak sih kita tertawa sehabis main game? Jarang banget, kan? Yang ada malah makin suntuk.
Nggak Ditanya Macam-macam
Zaman masih bocah, paling pertanyaannya seputar namanya siapa, kelas berapa, hobinya apa. Kayak yang orang penasaran sama diri kita.
Beda lagi ketika kamu dewasa, pertanyaan yang diajukan sama orang-orang itu makin aneh. Takut salah jawab malah jadi bahan gunjingan, nggak jawab detail nanti dikira sombong. Serba salah banget ya jadi dewasa.
Belum lagi keponya setengah mati. Yang single ditanya kapan nikah, giliran nikah pertanyaannya soal kapan punya anak. Giliran sudah punya anak, masih juga ditanya, kok anaknya nggak nambah? Kagak ada habisnya. Untung aja nggak ditanya, kapan mati?
Baca juga:
- 7 Aktivitas Untuk Meningkatkan Bonding Ortu dan Anak
- Pengalaman Cedera Kaki Parah
- Pengalaman Menghadapi Siswa yang Tantrum
- Hal-hal yang bisa diajarkan kepada anak-anak tentang mudik lebaran
Bebas dan Lepas Mengekspresikan Diri
Menjadi dewasa itu harus banyak menahan diri karena takut sama pandangan orang lain tentang mereka. Tetapi, menjadi anak-anak kamu bebas mengekspresikan diri. Mau ketawa-ketawa lepas di tengah keramaian itu biasa saja. Mereka ada memaklumi karena anak-anak itu menggemaskan.
Ada kalanya saya rindu merasa bebas untuk mengekspresikan diri tanpa takut ada yang menghakimi.
Tidak hanya berkenaan sama emosi, anak-anak juga bebas dalam hal berpakaian. Mau pakai baju yang sama selama 3 hari, ya biasa saja. Emang siapa yang peduli?
Nggak Pusing Mikirin Tagihan
Salah satu yang saya rindukan dari masa kanak-kanak itu adalah tidak perlu memikirkan tagihan, biaya atau keadaan keuangan. Pokoknya main, sekolah dan lain-lain. Itulah kenapa wajah dan kulit anak-anak itu glowing, karena mereka nggak stress untuk cari kerja dan menghidupi diri.
Masa dewasa sebetulnya tidak sepenuhnya membosankan, tapi ya ada kalanya kita ingin bernostalgia dengan masa kanak-kanak dulu sebab itu merupakan pengalaman berharga yang tidak bisa terulang.
3 Comments. Leave new
Adulting is very hard. Waktu kecil kita ga banyak pikiran yah. Beneran menikmati hidup dan ga banyak masalah berat. Paling PR matematika atau ga diajak liburan. Bersyukurlah orang tua Kita memastikan Kita bertumbuh kembang gembira dan melindungi masa kanak kanak Kita supaya tidak susah
Hihi ribet ya jadi orang dewasa. Satu hal yang aku hargai ketika sudah dewasa, teman2 dekatku makin bijak dan ngga pusing sama hal2 kecil. Jadi saling memaklumi aja
I feel it. Dulu ketika masa kanak-kanak, aku ingin cepat dewasa bukan karena apa. Cuma malas sekolah. Kupikir saat dewasa kita sudah nggak akan sekolah.
Bener sih nggak sekolah. Tapi kondisinya malah semakin kompleks. Bikin rindu masa kanak-kanak. Hehehe