Salah satu bahasa yang pengin saya kuasai sejak kecil adalah bahasa Inggris. Alasannya sederhana, bisa ngobrol sama orang asing. Nggak tahu kenapa, saat masih kecil orang asing itu terlihat bersinar di mata saya. Sampai, suatu hari saya berjanji sama diri sendiri, saya harus bisa berbahasa inggris biar bisa berkomunikasi sama mereka.
Satu orang yang paling berpengaruh bagi saya untuk belajar Bahasa ingerís adalah kakak lelaki saya. Dia adalah orang yang meracuni dengan segala sesuatu berbau bahasa inggris. Mulai dari lagu, tontonan dan kadang percakapan singkat di rumah. Pengaruh inilah yang membuat saya senang belajar bahasa Inggris.
Cara Belajar Bahasa Inggris
Cara saya belajar Bahasa Inggris cukup beragam, dari yang otodidak hingga masuk lembaga kursus untuk meningkatkan kemampuan. Berikut beberapa cara saya belajar bahasa inggris.
Mengikuti Kursus Di Lembaga Bahasa
Tak hanya kakak, tapi juga dorongan orangtua yang ingin anak-anaknya menguasai bahasa selain bahasa Indonesia. Salah satu usaha mereka adalah memasukkan ketiga anaknya ke lembaga kursus. Dulu, saat saya masih tinggal di Madura, ada sebuah lembaga bahasa Inggris yang cukup populer, namanya King Kumar.
Kursus bahasa saya dimulai sejak kelas 5 SD, di lembaga itu hanya ada beberapa siswa sekolah dasar sisanya siswa SMP. Saya tidak terintimidasi meski bisa dibilang saya masuk golongan paling muda, cuek aja toh tujuan saya pengin lebih jago lagi.
Dari kursus tersebut, saya mengalami peningkatan yang cukup besar, minat saya terhadap bahasa inggris tentu saja semakin besar. Bahkan, sejak SD saya sudah berkeinginan untuk pergi ke Amerika, London dan beberapa negara eropa lainnya. Pokoknya saya mau ketemu dan ngobrol sama bule.
Kursus Bahasa kedua saya dimulai ketika lulus kuliah, saat itu mengalami kegagalan dua kali untuk mengikuti ujian mengambil profesi Psikolog. Untuk menebus kekecewaan saya, ortu menyuruh saya belajar bahasa Inggris di EF.
Singkat cerita, saya mengikuti tes masuk dan ditempatkan di level paling rendah bareng anak SMP. Antara mau ketawa dan sedih, ternyata lama nggak diasah, kemampuan berbahasa inggris saya menurun drastis. Saya bahagia ketika kursus di EF, apalagi di sana beberapa staf pengajarnya merupakan Native Speaker dengan beragam aksen.
Saya semangat dong, apalagi mimpi saya untuk ngomong langsung dengan bule terwujud. Ada satu guru yang membuat saya semangat mengikuti kelasnya dan agak sedih ketika harus berhenti dari kursus.
Kursus di EF membuat kepercayaan diri saya meningkat, dulunya suka gemetar kalau ngomong sama orang asing, sekarang mah ayo aja.
Baca juga:
- Pengalaman Belajar Membaca Saat Usia Dini
- Kegiatan Selama Isolasi Mandiri Di Rumah
- Tentang Matematika
- Karakteristik Khas Anak Usia Dini
Belajar Bersama Kakak
Kakak adalah guru dan mentor saya saat belajar. Ketika saya menemukan beberapa kata yang tidak dimengerti artinya biasanya saya akan bertanya saya dia. Namun, dia tidak akan segampang itu memberi tahu. Kakak akan menyuruh saya mencarinya di kamus dan tentu saja bukan kamus bahasa inggris melainkan Oxford.
Menurut dia, surpaya kosakata saya dalam Bahasa Ingerís meningkat, maka saya harus banyak membuka kamu Bahasa inggris bukan Bahasa Indonesia. Selain untuk memahami makna sebenarnya, saya juga bisa belajar tentang pavanant kata.
Tidak hanya itu, kakak juga mengajari bahwa mengartikan sebuah kalimat itu tidak perlu diartikan perkata, tapi perlu diperhatikan makna kalimatnya sehingga saat diterjemahkan tidak kacau. Kayaknya ini sering menjadi kesalahan tiap orang.
Ngobrol Dengan Native Speaker Menggunakan Dating Aps
Kalau orang lain pakai aplikasi kencan buat dapat jodoh, saya malah menggunakannya untuk ngobrol dengan orang asing. Paling nggak, saya bisa memperbaiki kemampuan menulis yang kadang suka ruwet ketimbang ngomong langsung. Meski nggak menutup kemungkinan cari jodoh juga sih, hihi.
Sempat diketawain sama teman, katanya beda antara percakapan chat dengan belajar di kursus gitu. Padahal, dengan sering chat kita juga jadi belajar kosakata lebih banyak dan rasanya lebih luwes banget.
Bosan dengan aplikasi dating, belakangan saya sedang suka dengan aplikasi Slowly, di mana kita bisa nulis surat untuk orang-orang. Buat saya aplikasi ini mengingatkan saya akan kenangan punya sahabat pena. Selain, itu aplikasi ini menyenangkan dan bisa jadi sarana untuk menulis lebih panjang lagi ketimbang chat.
Ada seorang teman dari Rusia, yang selalu bilang sama saya untuk tidak khawatir dengan grammar saat menulis surat untuk dia. Selama, apa yang kita tulis bisa mereka mengerti, its ok kok. Paling penting sih kita berani saja, dan sambil belajar juga.
Sampai sekarang saya masih menggunakan aplikasi tersebut untuk bertukar cerita dan pengalaman sambil tentu saja mengasah keterampilan berbahasa.
Intinya kalau ingin menguasai bahasa asing, harus banyak berlatih dalam kehidupan sehari-hari. Entah dengan teman sendiri atau bisa dengan native speakernya langsung. Kalau pengin lebih profesional, kamu juga bisa mengikuti kursus-kursus online yang banyak bertebaran.
Ya, begitulah cara saya belajar berbahasa inggris, semoga membantu.