Dijual, Tempat Makan Baru Di Surabaya
We are Friends |
“Aku lagi di Surabaya, ketemuan yuk.”
Sebuah pesan singkat dari seorang Sahabat membuat saya bersemangat. Pasalnya, saya sudah tidak lama berjumpa dengan dia. Ada mungkin sekitar 6 bulan.
Sejak menyelesaikan Pendidikan Profesi Psikologi, dia memilih kembali ke kota Asalnya, Palembang. Ada kalanya dia pulang ke Surabaya untuk mengurus keperluan berkenaan dengan ijin praktik. Kali ini, dia ingin mencoba peruntungan pekerjaan di Surabaya.
WAG kampus yang hanya berisi 4 orang mendadak lebih ramai dari biasanya. Kami sepakat untuk ketemuan, pertemuan yang jarang ini setidaknya harus menjadi kebiasaan.
Tempat kumpul kami kali ini adalah Dijual Eatery Surabaya. Itu atas inisiatif saya yang pengin berkunjung ke sana, gara-gara terpengaruh sama postingan seorang teman yang kebetulan hadir dalam acara pembukaannya. Hmm, kok kayaknya menarik untuk dicoba apalagi Dijual ini adalah kafe baru di area Surabaya.
Wulan yang biasanya diajak jalan bareng sedang tidak bisa bepergian. Ya udah, mumpung sahabat saya sedang berkunjung ke Surabaya. Sekalian aja diajak kemari.
Nongkrong sama sahabat sembari mencari konten kenapa nggak?
Baca juga: Gudeg Wijilan Bu Lies
Menu Serba 25K yang Nggak Bikin Kantong Bolong
Dijual.
Eh namanya kok lucu. Itulah yang ada dibenak saya kali pertama mendengar nama tempat makan yang satu ini. Kesannya kayak lagi bikin iklan properti padahal sih nggak.
Ini yang punya bikin namanya bisa banget deh. Bikin banyak orang bertanya-tanya, “dijual itu apaan sih?
Dijual Eatery ini lokasinya ada di Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No. 208 (Parkir ITATS), Sukolilo, Surabaya. Kalau kamu dari arah Sukolilo, nanti di pertigaan lampu merah semolowaru tinggal belok kiri ke arah jalan Delles. Letaknya di sebelah kanan, di area parkir mobil ITATS.
Sayangnya, saya kesini pas malam hari. Jadi, pengambilan foto ruangan dan makanan tidak maksimal meskipun pencahayaan di kafe ini lumayan apalagi dindingnya dominan warna putih. Tetap saja sih, saya kurang puas. Kayaknya harus balik ke sini lagi.
Awalnya kami memilih tempat duduk di area luar, soalnya saat ke sana suasana cukup ramai. Ada rombongan yang seperti sedang merayakan ulang tahun. Beberapa meja juga sudah ada tulisan reservasi.
Berhubung meja yang akan kami tempati belum ada, kami disuruh untuk lihat-lihat menu dulu. Wah, semua harga makanan dan minumannya serba 25k alias dua puluh lima ribu tanpa pajak. Catat ya tanpa pajak.
Setelah menunggu sahabat saya yang satu lagi dan puas melihat menu. Kami akhirnya mendapat meja yang letaknya di pojok dekat pintu masuk. Agak sedikit terganggu sih sama orang yang lalu lalang. Namun, ya sudahlah. Kami sudah malas pindah tempat.
Malam itu, saya memesan Quesadillas Chicken dan Amarose Tea. sengaja pilih makanan yang nggak berat karena sebelumnya sudah makan. Sedangkan pilihan teman-teman saya adalah QuesadillasTuna, Nasi Tuna Lapis Bayam, Chicken Salad, Spaghetti Alfredo dan sisanya saya lupa nama minuman dan makanan penutup yang dipesan.
Quesadillas Chicken
Chicken Quesadillas |
Rasa Quesadillasnya bagi saya agak sedikit hambar, jadi kamu bisa cocolkan dengan mayo atau saus tomat. Lebih enak kalau makannya pakai tangan karena saat saya mencoba makan dengan pisau dan garpu. Berantakan.
Nasi Tuna Lapis Bayam |
Saya suka dengan saladnya meski hanya terdiri dari selada hijau, selada merah, jagung dan irisan tomat. Rasa sausnya yang ada sedikit tambahan minyak wijen, membuat ketagihan. Enak.
Sepertinya kalau kesini lagi, saya pengin pesan Chicken Salad saja (sempat nyoba punya teman, dada ayamnya yang dipanggang dengan sedikit garam dan lada dipadu dengan salad yang segar. Perpaduan yang menarik, apalagi ada aroma minyak wijen)
Artikel Kuliner lainnya Bebek Semangat, Bebek Cita Rasa Pedas
Amala Rose Tea
Aneka Pilihan Teh |
Teman saya sempat tertawa ketika saya hanya memesan teh, karena bagi dia harga teh 25 ribu itu terlalu mahal. Ternyata dia baru tahu bahwa di kafe-kafe, teh sekarang dihidangkan dalam bentuk teko alias ukuran besar dan bisa diminum bersama-sama. Bahkan ada kafe yang memberikan gratis isi ulang teh.
Pilihan saya jatuh pada Amala Rose Tea.
Berhubung saya bukan pecinta kopi, kalau sedang minum di kafe ya pilihannya sih teh. Banyak kafe yang menyediakan rasa teh yang unik dan enak. Seperti teh pilihan saya ini yang beraroma mawar yang manis. Rasanya mawarnya terasa dan sedikit agak pahit. Namun, enak.
Aroma dan rasanya cocok untuk diminum menjelang tidur. Bikin tenang. Warna tehnya tidak sepekat dari teh yang berasal dari daun.
So far, rasa makanan di kafe ini enak sih. Saya lebih suka menyebutnya seimbang, baik antara rasa gurih, asin, dan manis.
Penampakan Dessert |
Oh ya, hari itu playlist lagu yang diputar Dijual rata-rata lagu tahun 1990-an. Membuat pertemuan kami menjadi lebih istimewa. Membuat kami terkenang dengan masa-masa kala itu.
Kaca-kaca yang lebar |
Hmm, sayang hasil foto saya malam itu kurang memuaskan. Padahal ambiance dari kafe ini cakep deh. Bagi kamu yang suka foto ootd, perlu tuh berfoto di area dekat kaca-kaca.
Sepertinya harus ke sana lagi.
Ada yang pernah main ke Dijual Eatery? Apa menu favoritmu?
5 Comments. Leave new
Lucu nama tempatnya, jadi kepikiran bikin kafe namanya Butuh Uang. Terus bangunnya disamping Dijual. kalau digabung jadinya, Dijual.. Butuh Uang 😀
Hahaha.. ada aja deh mba meriska ini
Loh iya lali kate posting iki wkwkwkwk Menu aman always spaghetti 🙂 aku ke sana juga rame banget, biasa lagi ngehits dan baru buka wkwkkw
Eh iya.. cakep kafenya. Sayang pencahayaan kurang maksimal ya mb kalo malam. Betewe itu kenyang gak sih makan segitu?? Hehe.
Loh, ini saya sering lewat krn tidak terlalu jauh dr rumah. Awalnya saya kira bangunannya ya g dijual. Ternyata nama cafe nyaaaa.. Wah makasih infonya mbak..